Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Tamanwinangun, Diisi Pelatihan Pemulasaraan Jenazah

- Senin, 11 September 2023 | 16:01 WIB
Yuniati Zainul Khasanah (tengah) bergambar bersam pengurus usai Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Tamanwinangun. (Istimewa)
Yuniati Zainul Khasanah (tengah) bergambar bersam pengurus usai Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Tamanwinangun. (Istimewa)

INIKEBUMEN - Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Tamanwinangun berlangsung di Pondok Pesantren Tathmainnul Quluub, Tamansari, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Ahad (10/9).

Gus H Fatkhu Amanulloh, putra Romo KH Ardani Mahmud, pimpinan Pondok Pesantren Tathmainnul Quluub, memberikan sambutan dalam Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Kelurahan Tamanwinangun. Gus H Fatkhu Amanulloh merupakan Ketua Tanfidziyah PR NU Tamanwinangun.

Selain acara rutin Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Kelurahan Tamanwinangun, kegiatan diisi dengan Pelatihan Pemulasaraan Jenazah. Sebagai narasumber Yuniati Zainul Khasanah, Sekretaris Pengurus Daerah Wanita Islam Kabupaten Kebumen, yang juga aktif di Pokja I TP PKK Kecamatan Kebumen, PC Perwari Kebumen dan perkumpulan lainnya.

Baca Juga: BNI Indonesia Masters I 2023: Mantan Pemain Pelatnas Raih Gelar Juara

Dalam kesempatan tersebut, Yuniati Zainul Khasanah antara lain mengingatkan kembali kepada hadirin saat melakukan takziah bila ada yang meninggal dunia.

"Ketika melakukan takziah yang disunnahkan antara lain adalah mengerjakan salat jenazah, tidak hanya asal datang lalu 'nyemplungaken amplop' (memberikan uang duka kepada keluarga)," jelas Yuniati Zainul Khasanah.

Praktik memandikan jenazah dengan alat peraga dalam Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Tamanwinangun, bagian tubuh yang sedang tidak dibersihkan, tetap ditutup.
Praktik memandikan jenazah dengan alat peraga dalam Pertemuan Selapanan Muslimat dan Fatayat NU Ranting Tamanwinangun, bagian tubuh yang sedang tidak dibersihkan, tetap ditutup. (Istimewa)

Selanjutnya Yuniati Zainul Khasanah menjelaskan terkait memandikan jenazah.

"Kebiasaan memandikan jenazah yang selama ini sering dilakukan adalah dengan melihat aurat jenazah," ujar Yuniati Zainul Khasanah.

Baca Juga: 'Nanti Kita Seperti Ini' dan 'Satu satu' Naik Posisi Lagu Teratas Indonesia di Spotify

Kalau orang masih hidup auratnya terlihat orang lain, menurut Yuniati menjadi dosa orang yang bersangkutan.

"Kalau jenazah sudah tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga bila auratnya terlihat, kita yang menangani yang berdosa," imbuhnya.

Apalagi jika jenazah tersebut selama hidupnya taat menutup aurat, maka menurut Yuniati saat memandikannya juga harus lebih hati-hati menjaga auratnya agar tidak terlihat orang lain.

"Juga jangan hanya asal aurat tidak terlihat lalu ditutupi dengan daun pisang, memangnya lemper," seloroh Yuniati.

Halaman:

Editor: Achmad Marzoeki

Sumber: Liputan langsung narasumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

TP PKK Desa Kutosari Sosialisasikan Program Sehati

Kamis, 7 September 2023 | 17:38 WIB
X